Wisudawan Unis Diminta jadi Problem Solver di Masyarakat

TANGERANG, beritahariini.id – Sebanyak 991 mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang mengikuti wisuda sarjana dan magister ke 49 di Ice BSD, Rabu 23 Oktober 2024. Wisuda kali ini Unis kembali meluluskan sarjana yang mahasiswanya merupakan warga binaan Lapas Tangerang dari Prodi Pendidikan Agama Islam. Wisuda Unis juga diwarnai haru karena seorang wisudawan meninggal dunia dan digantikan oleh orang tuanya. Selain civitas akademika serta para anggota keluarga, wisuda juga mendapat kawalan dari petugas keamanan lapas dan sipir yang mengawal wisudawan dari  kampus kehidupan.

Kepala LLDIKTI wilayah IV Dr Muhammad Samsuri menyambut baik upaya Unis yang menghadirkan pendidikan tinggi di lingkungan Lapas. “Ini bagus, menyambut baik karena selama di dalam Lapas mereka mendapatkan pembinaan dan pendidikan sehingga setelah keluar dari Lapas akan menjadi role model di masyarakat,” ujarnya.

Samsuri berpesan kepada seluruh wisudawan bahwa setelah sarjana harus menjadi role model di masyarakat. “Kalau sudah role model menjadi orang yang dicontoh berarti secara kreativitas dan kontribusi ke masyarakat bisa dicontoh,” ujarnya.

Samsuri juga meminta sarjana Unis menjadi atau berusaha menjadi problem solver di masyarakat. “Kalau lulusan sarjana malah jadi problem maker itu artinya martabatnya tidak dapat” ujarnya. “Esensi pendidikan pergurian tinggi adalah membangun peradaban. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka adabnya juga harus semakin tinggi, oleh karena itu lulusan perguruan tinggi harus menjadi insan yang beradab,” lanjutnya.

Ketua Yayasan Islam Syekh Yusuf Yus Firdaus mengatakan, pelaksanaan wisuda yang terdapat peserta didik berasal dari warga binaan lapas bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh Unis Tangerang. “Sebelumnya sebanyak 30 mahasiswa Prodi Hukum telah diwisuda, kali ini untuk jurusan Pendidikan Agama Islam,” ujarnya.

Yus mengatakan, kelas khusus warga binaan Lapas ini merupakan wujud nyata Unis memberikan pembinaan dan pendidikan melalui program sarjana kepada warga binaan Lapas.  “Idenya kita ingin mereka setelah menjalani hukuman mereka memiliki soft skill sebagai bekal keluar dari Lapas,” ujarnya.

Yus menjelaskan, mahasiswa Unis yang berasal dari warga binaan Lapas, mengikuti perkuliahan sama seperti mahasiswa lainnya. Mulai dari pembelajaran hingga penyusunan skripsi. “Kami telah berkordinasi dengan Lapas, disediakan tempat khusus kuliah termasuk tempat bimbingan skripsi, jadi mereka tetap “stay” di Lapas,” ujarnya.

Yus berpesan kepada lulusan Unis Tangerang bahwa setelah wisuda agar terus belajar meningkatkan kemampuan diri.

Rektor Unis Tangerang Prof Mustofa Kamil mengatakan, Unis bekerja sama dengan Kemenkum HAM  untuk memberikan pendidikan formal kepada warga binaan, khususnya untuk Pendidikan Agama Islam (PAI)  dengan jumlah mahasiswa sebanyak 45 orang. “Hari ini semua diwisuda dan 80 persen mereka  sudah keluar dari lapas. Jadi sebagian besar dari mereka sudah tidak berada di lapas lagi,” ujarnya kepada awak media.

Rektor berharap kerja sama pendidikan di lingkungan Lapas dapat terus terjalin sehingga pihaknya dapat mendidik dan melatih penghuni Lapas sebelum kembali ke maayarakat. “Kembali ke masyarakat berul-betul bisa berguna, dengan pelatihan dan bimbingan pendidikan, mudah-mudahan karakter, perilaku, pemahaman, kemampuan self performance bisa berubah, bisa beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Saya harap masyarakat bisa menerima lulusan Unis yang berasal dari warga binaan,” ungkapnya.

Asep Cahyana, seorang lulusan yang  merupakan warga binaan mengaku mengikuti perkuliahan di kelas Lapas mulai pada tahun 2020 lalu. Usai menjalani asesmen dan dinyatakan lulus, dirinya akhirnya  memutuskan untuk ikut kuliah. “Saya memang waktu dari masih di luar bebas memang berkeinginan kuliah  tapi karena satu dan lain hal terbentur dan akhirnya ketika di dalam lapas baru bisa kuliah,” ungkapnya.

Disinggung soal rencananya ke depan, Asep menjelaskan lantaran dirinya masih harus menjalani proses  hukuman hingga 2026 mendatang, maka kemungkinan dirinya akan mengajar di PKBM. “Kebetulan di dalam juga ada PKBM, mungkin kalau nanti sudah bebas dan ada kesempatan jadi guru,”  harapnya. (Rani)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *