
TANGERANG, beritahariini.id – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, kembali menggelar Festival Mookervaart 2023. Festival ini diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian nilai sejarah, cagar budaya, dan kebudayaan di Kota Tangerang. Festival ini berlangsung selama dua hari mulai 14-15 Oktober 2023 di Taman Hutan Kota, Jalan Daan Mogot, Neglasari, Kota Tangerang. Mookervaart merupakan pintu air yang dibangun pada tahun 1732 untuk mengalirkan sepertiga aliran Sungai Cisadane. Aliran air tersebut terhubung dengan kanal di Batavia (Jakarta) untuk menambah suplai air serta mengendalikan banjir.

Festival Mookervaart diisi berbagai kegiatan kebudayaan, seperti pameran batik, pameran lukisan, diskusi budaya, kemah budaya, lomba melukis, papadangan bareng, penampilan seni budaya dan aksi sosial bersih-bersih sungai sebagai penutup. Festival Mookervaart dinilai penting sebagai sarana edukasi bagi masyarakat.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menjelaskan, Festival Mookervaart merupakan bentuk penanaman nilai-nilai sosial di masyarakat. Pemkot Tangerang memberikan ruang seniman dan budaya berupa masukan, saran, dan bisa melakukan inovasi pengembangan untuk kota Tangerang yang lebih maju. “Kota Tangerang telah menjadi tempat peradaban serta rumah bagi semua etnis. Hal tersebut sudah tercatat sejak ratusan tahun silam hingga saat ini. Salah satunya Mookervaart, ini adalah sejarah yang perlu kita ketahui sebagai masyarakat Kota Tangerang,” ucapnya.
Arief mengajak masyarakat untuk melestarikan nilai-nilai sejarah Kota Tangerang seni dan budaya supaya tetap bangga menjadi bagian dari Indonesia.

Kepala Disbudpar Kota Tangerang Rizal Ridolloh menjelaskan, Festival Mookervaart merupakan salah satu kegiatan rutinDisbudpar dalam rangka mengenalkan salah satu nilai sejarah yang ada di kota Tangerang. “Zaman dahulu orang mau ke Batavia atau Jakarta dengan menggunakan jalur air startnya di sini. Jadi ini merupakan sejarah yang bernilai sangat penting. Kami memberikan edukasi kepada masyarakat untuk terus melestarikan budaya Mookervaart ini,” jelasnya.
Rizal menyebutkan, Cagar Budaya di Kota Tangerang sebanyak 23 dan tersebar di beberapa wilayah. Seperti Pintu Air 10, Masjid Kali Pasir dan beberapa juga yang masih diajukan untuk penambahan cagar budaya. Kota Tangerang sebagai kota pusaka sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, apalagi kemarin kita sudah mengesahkan warisan budaya tak benda. “Festival Mookervaart menjadi salah satu bentuk edukasi dan informasi kami kepada masyarakat bahwa Kota Tangerang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi,” ujarnya.
Rizal menambahkan, informasi terkait cagar budaya dipusatkan pada Festival Mookervaart. Pemeliharaan cagar budaya di Kota Tangerang kebanyakan dikelola oleh Kemenkumham. Ada juga yang perorangan seperti Benteng Haritage dan Masjid Kalipasir yang dikelola oleh DKM. “Kami mengintervensi terkait bagaimana mereka bisa mengembangkan. Tahun ini Masjid Kali Pasir sedang kita revitalisasi. Nanti didepannya kita coba buat tamannya karena di situ sudah menjadi kampung budaya juga”, tambahnya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerangg Andri S Permana mengapresiasi Festival Mookervaart yang digelar oleh Disbudpar Kota Tangerang. Menurutnya, Festival Mookervaart merupakan sebuah peristiwa kebudayaan dengan pendekatan kultural, kebudayaan tetapi juga ada aspek historis. “Aspek historis yang ada dalam kegiatan Festival Mookervaart ini harusnya menjadi poin prioritas untuk Pemkot Tangerang. Bahwa banyak peninggalan jejak sejarah yang mengubah peradaban ada di Kota Tangerang,” katanya.
Andri juga mengapresiasi, Pemkot Tangerang yang mau dan mampu menumbuhkan public awareness sebagai bentuk kesadaran publik. Agar masyarakat Kota Tangerang tidak hanya tahu situs-situs bersejarah, bangunan-bangunan bersejarah, tapi sama-sama ikut bangga sebagai warga Kota Tangerang. Yang pada akirnya ikut melestarikan potensi-potensi tempat tersebut untuk dijadikan destinasi wisata unggulan. “Mookervaart harus menjadi simbol betapa berpengaruhnya posisi Kota Tangerang hari itu terhadap keberlangsungan masayarakat di Batavia. Output yang didapatkan adalah adanya kesadaran dan nilai kebanggan kita sebagai masyarakat Kota Tangerang,” ungkapnya. (Adv)