TANGERANG,beritahariini.id – Anggota Komisi X DPR RI H.Rano Karno,S.Ip mengajak generasi muda untuk banyak membaca. Hal ini dilakukan agar mereka memiliki banyak pengetahuan dan mampu menulis dengan baik. “Memang sudah banyak toko buku yang tutup, tapi kita bisa baca secara digital,” ungkap Rano, saat Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, di Hotel Sapphire Tangerang Selatan, Jum’at (16/5/2023). Kegiatan bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tersebut dihadiri Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten Asep Juanda, S.Ag., M.Hum., dan Pegiat Literasi Andri Gunawan, dengan mengundang ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Tangerang Raya. Rano menjelaskan, saat menulis otak kita digunakan dan berjalan dengan baik. Menurutnya, tidak mungkin orang bisa menulis tanpa membaca terlebih dahulu. “Literasi adalah kemampuan belajar dan mencari pengetahuan. Literasi tidak bisa lepas dari bahasa,” katanya.
Rano yang sudah menjadi bintang film sekitar 50 tahun mengaku tidak mudah berbicara di depan orang banyak karena pemalu. Namun kemampuan baca tulis mengantarnya ke pintu utama pengembangan literasi. “Dengan membaca kita mendapat informasi. Literasi adalah pengetahuan. Saya menulis skenario Si Doel dari tahun 80an sampai 2007 masih nyambung. Padahal banyak pemerannya yang sudah meninggal,” ujarnya.
Menurut Rano, membaca merupakan solusi menghadapi dunia. Dengan membaca kita berpikir, meningkatkan konsentrasi, dan memperoleh hiburan. “Saat saya menjadi Gubernur Banten, angka buta aksara masih tinggi. Karena itu saya mengajak komunitas TBM dan mendukung pembangunan sekitar 400 taman baca,” ungkapnya.
Rano menambahkan, program literasi untuk anak muda sangat penting dalam menyiapkan Generasi Emas 2045. Sebagai Anggota DPR RI, dirinya setiap tahun menyalurkan beasiswa agar anak muda punya masa depan lebih baik.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten Asep Juanda, S.Ag., M.Hum. menjelaskan, kegiatan ini sebagai langkah awal literasi kebangsaan dan kesastraan. Menurutnya, tiga program utama yang harus dilakukan literasi kebahasaan dan kesastraan, perlindungan bahasa dan sastra, internasionalisasi Bahasa Indonesia. (Hanah)