TANGERANG, beritahariini.id – Mahasiswa menyebutkan arah pembangunan Kota Tangerang tidak jelas dan hanya sebuah momentum. “Cuma dibangun tapi kosong. Kemana arah pembangunannya, tidak jelas,” kata Egi, Ketua BEM Universitas Yuppentek Indonesia, saat acara diskusi yang diselenggarakan AboutTNG goes to campus dalam pencapaian jumlah follower yang genap 1 juta, Jumat (7/10/2022) malam.
Kampus pertama yang didatangi yakni Universitas Yuppentek Indonesia yang berlokasi di Kawasan Pendidikan Cikokol Kota Tangerang. Dalam acara tersebut bertajuk ‘Arah Pembangunan Pemerintahan Kota Tangerang.’
Sejumlah mahasiswa yang hadir dalam diskusi ini pun menanyakan mengenai arah pembangunan di kota yang bermoto Akhlakul Karimah itu. Dialog publik tersebut dihadiri Fungsional Perencana Pembangunan Bappeda Kota Tangerang Dr. Astrid Amalia, Wakil Rektor Universitas Yuppentek Indonesia Bambang Kurniawan, dan Ketua BEM Universitas Yuppentek Indonesia Egi Yusuf.
Lanjut Egi, seperti yang terlihat di sejumlah taman-taman tematik. Mau pun jembatan yang berlokasi di depan Stadion Benteng Reborn. “Jembatan itu terus diolok-olok masyarakat disebut Jembatan Teletabis. Truk nyangkut sudah sering di situ, beresiko besar dan membahayakan warga,” ucapnya.
Bahkan Egi juga menyinggung terlalu banyak kondisi jalan di Kota Tangerang yang rusak. Dan tingkat kemiskinan semakin meningkat. “Transportasi pun demikian, angkutan Si Benteng yang dianggarkan Rp. 15 miliar malah mangkrak selama 1 tahun, kan alat transportasi ini harus ada perawatan terus menerus yang tentunya juga menelan anggaran yang besar,” ujar Egi.
Syifa mahasiswi lainnya menanyakan pembangunan dari sektor olahraga yang sangat memprihatinkan. Padahal dalam waktu dekat ini Kota Tangerang akan menjadi tuan rumah Porprov Banten. “Bagaimana nasib olahraga di sini? Insfrastruktur tak memadai,” ungkap Syifa.
Nilam rekan sebayanya turut menambahkan bahwa saat ini masyarakat Kota Tangerang sangat resah dengan angka pengangguran. Bahkan beberapa pabrik lebih memilih hengkang dari kota berjuluk Seribu Industri Sejuta Jasa ini. “Orang-orang cari kerja susah, pabrik-pabrik pada pindah sehingga jumlah pengangguran di Kota Tangerang semakin banyak,” bebernya.
Ferdi wahasiswa Universitas Yuppentek juga memberikan kritik tajam kepada Pemerintahan Kota Tangerang. Dia mempertanyakan kinerja kepemimpinan Arief R Wismansyah – Sachrudin yang sudah menjabat selama dua periode. “Sudah hampir 9 tahun ini kerjanya apa saja? Banjir di mana-mana dan belum bisa diatasi. Kasihan warganya kebanjiran terus,” tutur Ferdi
Wakil Rektor Universitas Yuppentek Indonesia Bambang Kurniawan mengomentari mengenai kegelisahan para mahasiswa tersebut dengan kondisi Kota Tangerang saat ini. Ia menyebut mahasiswa tidak boleh abai terhadap kebijakan Pemerintahan Kota Tangerang. “Kalau merasa memiliki Kota Tangerang ini, mahasiswa ya jangan diam saja. Kalau diam nanti kekuasaan cenderung korup, kalau hanya puas dengan kondisi sekarang ya kita bodoh,” bilang pria yang akrab disapa Mas Bembeng ini. Bembeng menegaskan bahwa julukan Kota Seribu Industri selalu paradoks di Kota Tangerang ini. Banyak industri dibangun di pinggir sungai buang limbah seenaknya. “Konsep green city dan pembangunan
berkelanjutan belum optimal dilakukan. Ke depan harus membangun kota berwawasan lingkungan, humanis, dan berkolaborasi,” imbuhnya.
Arief R. Wismansyah sebagai pimpinan di Kota Tangerang harus mampu turun ke bawah dengan humanis. Bukan malah hanya pencitraan saja. “Jalin komunikasi yang baik dengan sejumlah kalangan. Baik itu komunitas, akademisi, mahasiswa, seniman dan masyarakat lainnya,” ujar Bambang.
Sementara itu Perencana Pembangunan Bappeda Kota Tangerang, Astrid Amalia menerangkan mengenai arah pembangunan yang dilakukan selama ini. Bahkan Astrid menjabarkan terkait visi misi dari Pemerintahan Kota Tangerang. “Ada beberapa point penting yang kami sudah lakukan. Seperti kesejahteraan masyarakat dan membangun sarana prasarana umum lainnya untuk berdaya saing,” kata Astrid.
Dirinya pun sesekali mencoba menjawab keresahan yang dialami oleh para mahasiswa ini. Khususnya mengenai banyaknya jumlah pengangguran. “Kalau dibandingkan dengan daerah lain, angka pengangguran di Kota Tangerang tidak tergolong tinggi. Meningkatnya jumlah pengangguran karena memang adanya pandemi Covid-19. Tapi Pemerintah Kota Tangerang terus berusaha untuk mengatasi hal ini, dengan mengadakan kegiatan Job Fair untuk menekan angka pengangguran itu,” paparnya.