TANGERANG, beritahariini.id – Pemerintah secara resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akhir pekan kemarin. Bantuan langsung tunai (BLT) pun diberikan guna mengurangi beban hidup khususnya bagi masyarakat ekonomi kelas bawah.
Namun ada sejumlah fakta yang menjadi sorotan di lapangan mengenai penyaluran BLT tersebut. Hal itu diungkap oleh Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Tengku Iwan. “Selama ini penyaluran BLT terdapat sejumlah masalah. Bahkan di daerah Belendung ada bayi yang terdaftar sebagai penerima BLT ini,” ungkap Iwan dalam dialog live podcast AboutTNG dalam tema BBM Naik, BLT untuk Siapa? yang digelar di Press Kopi, Cipondoh, Kota Tangerang, Rabu (7/9/2022) malam.
Ia mengaku telah melakukan advokasi mengenai persoalan tersebut. Iwan yang juga berasal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta kepada Dinas Sosial Kota Tangerang agar penyaluran BLT ke depan bisa lebih baik dan tepat sasaran. “Bahkan ada ditemukan yang satu data tapi dua alamat. Tapi alhamdulillah masalah ini juga bisa diselesaikan,” ucapnya.
Menurutnya dalam penyaluran BLT ini harus benar-benar diawasi. Masyarakat tak usah segan bilamana ada kejanggalan segera laporkan. “Dari kenaikan harga BBM ini juga menimbulkan masalah baru. Bahan-bahan kebutuhan pokok menjadi naik dan masyarakat miskin semakin bertambah. Ini juga harus diperhatikan betul untuk penyaluran BLT,” kata Iwan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Yuppendek, Bambang Kurniawan. Dirinya menyinggung perihal ada nama bayi yang terdaftar sebagai penerima BLT di Kota Tangerang. “Kalau ada bayi yang mendapat BLT memang bisa saja terjadi. Karena baru lahir saja bayi ini sudah menanggung hutang dari beban hidup atas kenaikan harga BBM ini,” ujar Bambang.
Dia menyoroti soal penyaluran BLT di Kota Tangerang yang mendapat sindiran keras dari masyarakat. Warga bahkan terkadung pesimis dengan adanya penyaluran BLT itu. “Publik mengiranya yang dapat BLT ini hanya orang-orang yang dekat dengan RT, RW, Lurah, PKH dan lainnya. Ini menimbulkan rasa pesimis di masyarakat mengenai penerimaan BLT ini,” bebernya.
Bambang mendorong agar Dinas Sosial bisa memperbaiki data penerima BLT menjadi lebih baik lagi ke depannya. Dan tentunya harus diiringi dengan sikap integritas dan transparan diberitahukan ini ke publik.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang, Mulyani menjelaskan sementara penerima BLT sebanyak 57.140 yang terdata saat ini. Jumlah penerima manfaat BLT dari Kemensos ini tersebar di 13 Kecamatan se-Kota Tangerang dan akan didistribusikan secara bertahap melalui PT Pos Indonesia. “Bantuan sosial ini senilai Rp. 300 ribu dan bantuan sembako sebesar Rp. 200 ribu. Jadi total yang diterima Rp. 500 ribu,” papar Mulyani.
Mulyani menambahkan dari angka 57.140 penerima BLT ini juga kemungkinan masih bisa bertambah. Untuk ke depan pemerintah tingkat Provinsi mau pun Kota bisa juga menyalurkan bantuan sosial lainnya kepada masyarakat yang belum mendapat BLT. “Sehingga dapat meng-cover jumlah data yang bertambah itu. Untuk data-data penerima BLT ini kami juga terus melakukan pengecekan lagi,” kata Mulyani.