TANGERANG, beritahariini.id – Anggota Komisi X DPR RI mengajak masyarakat untuk kembali memahami dan mendalami nilai-nilai kemerdekaan. Merdeka menurutnya, berarti mensejahterakan, bukan untuk kepentingan individu atau kelompok. “Kemerdekaan untuk kepentingan seluruh rakyat, untuk bangsa dan seluruh elemen-elemennya, sehingga keadilan dan kemakmuran tidak hanya diperoleh oleh segelintir orang. Pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia sesungguhnya mengacu pada konsep negara kesejahteraan,” ungkap Rano, saat Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI di Desa Cirumpak, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang, Selasa (2/8).
Rano menjelaskan, sila ke lima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menekankan bahwa prinsip keadilan sosial mengamanatkan tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia sesungguhnya mengacu pada konsep negara kesejahteraan. “Pasal 28 Undang-Undang Dasar menyatakan setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat,” katanya.
Merdeka menurut Rano, bukanlah dimaknai bebas tanpa aturan. Merdeka juga bukan berarti semena-mena berkuasa. Merdeka berarti membangun dengan kekuatan persatuan. “Semuanya terdapat dalam butir butir Pancasila, yang di setiap silanya kita bisa mendapatkan pesan dan harapan suci para pendahulu bangsa, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini kita dapat banyak belajar menghadapi pandemi ini dari nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat merdeka lahir dan batin, yakni sehat jasmani dan rohani,” ujar Rano.
Rano mengambil contoh dari mulainya tinggi angka Covid-19 saat ini. Kebijakan vaksin booster gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia adalah bentuk implementasi nilai sila ke lima. “Semua masyarakat mendapatkan vaksin gratis dalam rangka memberikan perlindungan dari pandemi Covid-19,” kata Rano.
Dijelaskan Rano, dalam membangun bangsa yang merdeka membutuhkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga tidak terpecah belah dalam menyikapi upaya permasalahan yang terjadi di Indonesia baik secara ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. “Zaman saya sekolah dulu, saya masih lihat gambar-gambar pahlawan ada di kelas-kelas. Dulu gambar pahlawan seperti Pattimura dan Pangeran Diponegoro di setiap dinding ruangan kelas. Sekarang kan sudah nggak ada. Ini yang harus kita kembalikan pada ruh itu. Dengan itu baru mereka belajar,” jelasnya.
Rano menambahkan, merdeka berarti harus membangun, bukan untuk pribadi atau golongan. Makmur untuk semua, adil untuk semua, hukum pun berlaku untuk semua. “Merdeka bukannya bebas tanpa hukum. Merdeka berarti bersatu membangun. Allah mencintai umat yang membangun, Allah membenci umat yang merusak,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Rano juga menyerahkan bantuan alat olahraga dari Kementerian Pemuda dan Olahraga senilai Rp50.000.000 untuk Yayasan Pendidikan Pelita Ratu Gemilang dan Yayasan Pelita An-Nazma. Diserahkan pula bantuan Program Kampung Literasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (Vita)