LEBAK, beritahariini.id – Ratusan warga Suku Baduy kembali melakukan ritual Seba. Setelah dua tahun dibatasi karena pandemi, prosesi upacara adat tahunan ini bertepatan dengan momentum libur lebaran Idul Fitri 1443 H (Hijriah). Seba digelar selama 3 hari 5 hingga 7 Mei 2022, dengan berbagai kegiatan rangkaian Seba Baduy.
Seba Baduy adalah ritual adat atau tradisi di mana masyarakat Suku Baduy berbondong-bondong keluar dari wilayahnya. Suku Baduy atau yang dikenal dengan Urang Kanekes merupakan suku yang terletak di ujung barat Pulau Jawa tepatnya di Provinsi Banten.Selain dikenal sebagai suku yang menutup diri dari kehidupan modern dan patuh terhadap aturan hukum adat, Suku Baduy juga memiliki tradisi unik bernama Seba Baduy.
Seba Baduy dilakukan membawa hasil panen dengan berjalan kaki menuju pusat pemerintahan baik Kabupaten Lebak maupun Provinsi Banten. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur yang diperoleh dalam setahun sekaligus menjalin silaturahmi antara masyarakat Baduy kepada bapak-bapak gede yaitu Bupati dan Gubernur.
Pelaksanaan Seba Baduy dilangsungkan satu tahun sekali usai masa panen ladang (huma), dalam pelakasanaannya dipilih waktu terbaik untuk hari dan tanggal pelaksanaanya.Tempat pelaksanaan upacara Seba Baduy di Rangkasbitung tepatnya di pendopo Kabupaten Lebak dan pendopo Ibu Kota Provinsi Banten di Kota Serang.
Pada saat pelaksanaan Seba Baduy, Suku Baduy Dalam maupun Baduy Luar turut menjaga bersama-sama tradisi yang sudah ada sejak lama tersebut. Dikutip Kabar-Banten.com dari berbagai sumber, tradisi turun-temurun Suku Baduy tersebut kini bahkan tak lagi sekadar jadi upacara belaka. Tetapi juga menjadi sebuah event yang dinanti-nanti kehadirannya.
Menurut bahasa Baduy “Seba” sendiri berarti “Seserahan” seserahan yang dimaksud ialah hasil panen yang kemudian diserahkan kepada bapak gede. Selain seserahan dalam pelaksanaan Seba Baduy juga membagikan kejadian yang dilalui selama satu tahun di Suku Baduy.Kegiatan Seba Baduy ini dilakukan tanpa adanya paksaan, masyarakat Baduy dengan sukarela memberikan seserahan untuk pemerintah secara sukarela.
Karena menjadi sebuah acara wajib dalam budaya masyarakat Suku Baduy, maka setiap kali tradisi Seba Baduy dilaksanakan, jumlah pesertanya dapat mencapai ribuan orang. Baik Suku Baduy Dalam maupun Baduy Luar akan berjalan kaki bersama, sambil membawa seserahan mereka dalam pelaksanaan Seba Baduy. Suku Baduy Luar biasanya mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala berwarna biru. Sementara Baduy Dalam akan mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna putih.
Kepala Disbudpar Lebak, Imam Rismahayadin kepada Banten Raya mengatakan, Seba Baduy tahun ini, tidak lagi di ruang tertutup, tetapi akan dilaksanakan di Pendopo seperti sebelum Pandemi Korona. ,” ujar Imam. (Vita/Hendra)