0 4 min 2 tahun

TANGERANG, beritahariini.id – Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang, Senin (29/11/2021) mewisuda 1.075 secara luring. Bertempat di ICE, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang prosesi wisuda dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.

Selain itu, para orangtua hanya diperkenankan menunggu di luar gedung wisuda saja. Rektor Unis Tangerang Prof Mustofa Kamil sambutannya mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai hingga saat ini, perguruan tinggi dituntut untuk mampu beradaptasi dan berkontribusi nyata kepada masyarakat dalam menghadapi pandemi. Tantangan nyata bagi Unis dalam menghadapi pandemi ini adalah bagaimana Unis mampu beradaptasi dan mengakselerasi model pemberdayaan masyarakat pasca pandemi ini, sehingga dapat membangun kembali masyarakat yang berkeadaban.“Upaya tersebut dilakukan Unis dengan mengembangkan inovasi teknologi informasi, serta melalui program Merdeka Belajar, yaitu pembelajaran daring baik lintas prodi atau lintas kampus, proyek mandiri mahasiswa, penelitian terapan berkolaborasi dengan dosen, penelitian dosen yang terkait dengan mitigasi pandemi, dan kegiatan Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK) yang dilakukan oleh sekitar 1.175 mahasiswa dalam KKK daring,” ungkapnya.

Rektor menjelaskan, era digitalisasi teknologi yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 seakan memberikan arus teknologi dan informasi serta mobilitas sumberdaya manusia dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat. Pendidikan tinggi merupakan salah satu bidang pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjawab tantangan era tersebut.“Oleh karena itu sebagai alumni Unis merupakan sumberdaya pendidikan tinggi yang diharapkan mampu mengisi era tersebut,” pesannya.

Menurut Rektor, sumberdaya manusia yang mampu bersaing pada era tersebut adalah manusia-manusia yang terampil dan memiliki keterampilan kompetensi yang dibutuhkan serta sejalan dengan perkembangan era tersebut. Revolusi industri 4.0 tersebut memberikan kemudahan kepada semua masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya di berbagai bidang yang sesuai dengan kondisi kebutuhannya masing-masing.  Pada era ini ditandai dengan 3 hal yaitu pertama akrab dengan teknologi digital, kedua memiliki pemikiran yang terbuka ketiga spontan dalam mengungkapkan yang dirasakan dan dipikirkan. “Ketiga hal tersebut memberikan ciri bagaimana peradaban berkembang dengan cepat. Kesalahan dan keterlambatan dalam mengikuti perkembangan tersebut tentu akan menghambat setiap perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi baik pada individu itu sendiri maupun pada masyarakatnya yang pada akhirnya akan berdampak terhadap  pertumbuhan pembangunan,” katanya.

Pada era revolusi industri saat ini ada beberapa ancaman yang diperoleh apabila kita tidak mengikuti terhadap perkembangan tersebut diantaranya adalah secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1 hingga 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis.  Di samping ancaman ada beberapa peluang yang akan diperoleh pada era revolusi industri 4.0 di antaranya adalah era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025.

Ketua Yayasan Syekh Yusuf Tangerang Muhammad Yus Firdaus menambahkan, pihaknya sangat bahagia lantaran wisuda bisa diselenggarakan di situasi pandemi Covid-19 dengan protokol kesehatan yang ketat. “Ya alhamdulillah kita bisa selenggarakan wisuda walaupun masih pandemi, dan tentu kami sangat bahagia. Kita berharap para wisudawan karena persaingan pekerjaan memilih enterpreneur, jadi bukan hanya mencari pekerjaan, tetapi menyediakan pekerjaan,” katanya.

Plt Kepala LLDikti wilayah IV, Darnita Chandra menuturkan, lulusan sarjana diharapkan bisa mendapatkan upah yang layak, atau tidak sama dengan lulusan SMA. Sehingga, diharapkan para mahasiswa kualitasnya harus ditingkatkan. “Lulusan kita ini harus terus ditingkatkan kualitasnya, Mas Menteri (Mendikbud) bilang lulusan kita ini diharapkan mendapatkan upah yg layak setidaknya 1,4 dari UMR. Jadi, jangan sampai lulusan sarjana itu kok dapat upahnya sama. Jangan sampai terjadi seperti itu,” pungkasnya. (Vita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *