
TANGERANG, beritahariini.id – Sejumlah murid Paud Anyelir di Perumahan Griya Kencana RW 04, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang batal sekolah. Lembaga yang sudah beroperasi tersebut mengalami kendala Pembelajaran Tatap Muka (PTM) karena diduga menjadi korban Pungutan Liar (Pungli) oleh Ketua RW setempat. Belasan murid Paud ini telantar karena sekolah tersebut dikunci oleh oknum RW setempat.
Pengelola Paud Anyelir Cici mengatakan, gedung sekolah Paud tergabung dengan Posyandu sejak 2010. “Jadi waktu Posyandu ini diresmikan kami sempat bertanya ke Wali Kota Tangerang kala itu Wahidin Halim. Boleh atau tidak memakai gedung Posyandu untuk Paud. Nah diperbolehkan,” ujar Cici.
Menurut Cici, sejak Februari 2021 pengelola Paud dimintai pungutan sebesar Rp750 Ribu setiap bulan dengan alasan untuk kas RW. “Itu karena RW baru. Kami tidak punya dana, apalagi sekolah tidak tatap muka. Belum lagi untuk bayar listrik dan guru-guru. Untuk bayar pungutan tersebut kami tidak sanggup,” kata Cici.
Cici mengungkapkan, murid Paud Anyelir membayar iuran sekolah Rp80 Ribu perbulanya. Menurutnya,pada tahun 2007 sudah mengajui perizinan ke Dinas Pendidikan Kota Tangerang. “Kami sudah mencapai perizinan yang sangat panjang. Sampai kita harus punya akte notaris jadi lembaga ini harus punya akte notaris. Sebelum kami berdiri sudah izin pihak RT,RW,Kelurahan,Kecamatan sampai Wali Kota,” tutur Cici.

Guru Paud Aini menjelaskan, murid Paud Anyelir tiidak dapat memasuki ruang kelas meskipun sudah diperbolehkan PTM sejak kemarin. “Ini baru tatap muka sekali karena Pemkot Tangerang sudah mengizinkan untuk PTM. Kasian kan sekolahnya baru pertama masuk ga bisa masuk sekolahnya,” ungkap Aini.
Pantauan beritahariini, guru tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di teras untuk menghindari rasa kecewa orang tua. Raut wajah murid terlihat sedih karena akses masuk ke sekolah terkunci. Paud Anyelir berharap anak-anak didiknya bisa terfasilitasi dan ruang kelas bisa digunakan kembali. “Untuk mendidik anak-anak kita ga mencari materi. Kita ingin mencerdaskan generasi bangsa,” kata Aini. (Athaya)