Seniman Mural Nasional Berkumpul di Kota Tangerang

TANGERANG, beritahariini.id – L Project menghadirkan seniman street artist sebagai bentuk produktivitas seniman mural di masa pandemi pada acara On and Off Pressure. Sebanyak 10 street artist nasional berbicara lewat lukisan di tembok. Kegiatan ini diselenggarakan mulai 8 hingga 10 November 2021 di Kawasan  Perumahan Alam Raya, Tangerang Banten.

CEO L Project Ali Kusno Fusin mengatakan, tujuan On and Off Pressure untuk menunjukkan kepada publik serta pencinta seni bahwa street artist masih eksis. “Walaupun kondisi pandemi tetap berkarya. Karya-karya mereka akan kami digitalkan dan kami pasarkan supaya ada outputnya untuk sosial,” kata Ali.

Ali menambahkan,  pemilihan tempat di Alam Raya didasari karena daerah tersebut terbilang strategis di Kota Tangerang. Sehingga siapapun dengan mudah menemukan lokasi pameran mural. “Karena kami tidak ingin melanggar peraturan. Dan untuk perizinan kami sudah mengurusnya dengan baik, sehingga bisa dipastikan aman,” ujar Ali.

Ali berharap, seniman street artist Indonesia dapat terus berkarya melalui lukisannya. “Kami juga memberi edukasi kepada masyarakat bahwa street art dengan vandalisme adalah hal yang berbeda,” harapnya.

Kurator Seni Bambang Asrini menjelaskan, On and Off Pressure menggambarkan pesan yang menyalakan dan mematikan energi di ruang publik. “Sejatinya mural atau dikenal dengan seni jalanan tidak hanya berbicara soal politik, tetapi memiliki latar tentang kemajemukan ekspresi,” jelas Bambang.

Bambang menambahkan, setiap karakter seniman membebaskan dirinya dengan On and Off energi. “Ada yang menyampaikan politik, ada yang menyampaikan keberuntungan, kebebasan dan abstrak,” kata Bambang.

Bambang berharap, event seperti On and Off Pressure banyak diselengarakan. “Karena event seperti ini dapat menyampaikan pesan kepada publik bahwa street art tidak hanya memiliki satu prespektif. Dan dapat menginspirasi seniman mural lainnya di Kota Tangerang,” ucap Bambang.

Popo, seorang seniman street artist mengaku senang dapat difasilitasi ruang publik sebagai ajang mengekspresikan karyanya. “Kita memang biasa nyari space sendiri. Dengan acara ini yang lumayan menambah ruang untuk kita,” kata Popo. (Vita)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *