TANGERANG SELATAN, Beritahariini.id – Seorang pemuda tidak terima saat dirazia oleh petugas gabungan dalam penegakan PPKM Darurat di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Pemuda tersebut diberhentikan lantaran tidak menggunakan masker, Selasa (6/7/21).
Video yang diunggah melalui akun Instagram Trantib Kecamatan Ciputat, terlihat seorang pemuda berjaket motif loreng adu mulut dengan anggota TNI, Polri, dan Satpol PP.
Pira tersebut mengaku keponakan dari aparat penegak hukum dengan pangkat Jendral bintang dua.
“Iya saya tahu. Nih saya di TNI nih” ujar salah seorang anggota TNI yang menanggapi pernyataan pria tersebut.
Sementara itu, Kabid Penegakan Perundang-Undangan Satpol PP Tangerang Selatan, Sapta Mulyana lalu menanyakan kepada pria tersebut siapa sosok jenderal yang dimaksud.
Saat dikonfirmasi, Sapta menjelaskan peristiwa tersebut terjadi saat petugas gabungan TNI-Polri dan Satpol PP menggelar razia pengawasan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Pria tersebut kedapatan tidak menggunakan masker saat melintas di kawasan Bundaran Maruga, Jalan Raya Ciater mengarah Gedung Balai Kota Tangerang Selatan.
“Di Bundaran Maruga di Jalan Raya (Ciater) arah ke Wali Kota. Dia lewat karena kita razia masker terkait PPKM darurat” ucap Sapta.
Menurut Sapta, pemuda yang enggan dia sebutkan nama dan inisialnya itu menolak diberikan sanksi sosial oleh petugas, pemuda itu malah melawan dan mengaku keponakan dari jenderal bintang dua di Mabes Polri.
“Dia ngaku orang saudara, omnya di Mabes. Tapi saat ditanya enggak sebut nama. Kalau dia sebut, saya laporin mau itu Pangdam juga” tegas Sapta.
“Biasa lah itu pelanggar, kalau dapat sanksi dia merasa punya backing. Makanya tegas bilang aturan ini justru yang membuat para jenderal dan atasan dari pusat” imbuhnya.
Setelah adu mulut, pemuda tersebut akhirnya mengakui kesalahannya telah melanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Kemudian, dia bersedia menerima sanksi push up bersama beberapa pengendara lain yang tidak menggunakan masker.
“Tetap saya suruh push up 50 kali, akhirnya dia mau. Dia minta maaf. Kalau dia enggak mau berarti melawan petugas” tutupnya Sapta.
Setelah itu, petugas akhirnya memberikan pemuda tersebut masker medis dan mengingatkannya agar segera kembali ke rumah jika tidak memiliki kepentingan mendesak. (Dito)